Sulit Turun, Kabupaten Sragen di Sebut Daerah Termiskin se-Karesidenan Surakarta
![Sulit Turun, Kabupaten Sragen di Sebut Daerah Termiskin se-Karesidenan Surakarta](https://cdn.aliansinews.id/files/images/full/2308255563.jpg)
SRAGEN - Para politikus pernah mengkritik dan menilai angka kemiskinan di Indonesia terus bertambah akibat dari pelemahan pertumbuhan ekonomi, sehingga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan berujung meningkatnya jumlah masyarakat miskin di Tanah Air.
Mereka menyentil, untuk mencegah agar penurunan pertumbuhan ekonomi serta jumlah masyarakat miskin terus bertambah, pemerintah harus fokus pada kebijakan yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Hal itu semisal, mempermudah akses masyarakat kepada sektor permodalan, atau meningkatkan belanja modal di daerah yang masih rendah. Selain itu, pemerintah juga harus memiliki bantalan fiskal agar kemiskinan tidak semakin melebar. Contohnya, meningkatkan cakupan jumlah keluarga miskin serta tidak membuat kebijakan yang justru menambah kesengsaraan masyarakat.
Pemerintah juga diharapkan mampu membangkitkan kembali kepercayaan pelaku pasar. Internal pemerintahan pun jangan membuat kegaduhan politik yang justru menyebabkan investor menciut. Jangan sampai ketidakpercayaan kepada pemerintah menjalar ke kalangan bawah. Karena kalau ketidakpercayaan membesar di kalangan bawah, akan terjadi masalah sosial.
Untuk diwilayah Kabupaten Sragen, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengakui saat ini menjadi daerah termiskin di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Pemkab terus berupaya menurunkan angka kemiskinan dengan target 0,6 persen per tahun. Dan pada 2026 sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) turun menjadi 9,98 persen.
Advertisement
Dia juga mengaku, untuk menurunkan angka kemiskinan 1 digit sangat sulit. Pada awal 2021 angka kemiskinan Sragen pada angka 13,38 persen. Persentase tersebut masih diatas rata-rata angka Provinsi Jawa Tengah dan nasional.
”Kemiskinan di Provinsi Jateng, 11,41 persen, sedangkan nasional 10,19 persen,” ujarnya kemarin (23/8).
Lantas pada 2022 melampaui target penurunan pada angka 0,89 persen. Pada akhir 2022 naik menjadi 12,94 persen. Namun angka tersebut masih di atas angka kemiskinan di Jawa Tengah sebesar 11,79 persen. Sedangkan nasional 9,71 persen.
“Meski berhasil menurun, namun angka itu masih tetap tinggi dibanding dengan angka provinsi maupun nasional,” ujar dia.
UPTD Jampangkulon Monitoring Pelaksanaan Rehabilitasi Di Jalan Surade Sukabumi
Dinas PU Kab. Sukabumi Muluskan Jalan Alternatif Cibadak - Nagrak
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H
UPTD PU Jampangkulon Respons Laporan Banjir Di Jembatan Cikarang Sukabumi
Tingkatkan Kenyamanan, DInas PU Kab. Sukabumi Perbaiki Jalan Pelita Palabuhanratu
![Dinas PU Kab. Sukabumi Survei Keselamatan Pekerja Proyek Irigasi Gegebeng Waluran Sukabumi](https://cdn.aliansinews.id/files/images/med/2407266389.jpg)
![UPTD PU Monitoring 3 Lokasi Pekerjaan Perbaikan Jalan Di Jampangkulon Sukabumi](https://cdn.aliansinews.id/files/images/med/2407267958.jpg)
![Target Rampung 75 Hari, Dinas PU Perbaiki Jalan Caringin - Cidahu Sukabumi](https://cdn.aliansinews.id/files/images/med/2407263843.jpg)
![Kerugian akibat tagihan fiktif BPJS Kesehatan tiga RS capai 34 milyar Rupiah](https://cdn.aliansinews.id/files/images/med/2407267114.jpg)