Elite dan Pakar Diminta Hormati Pilihan Rakyat
Hari ketiga Ramadhan dirasakan suhu politik semakin menurun, situasi pun semakin adem.
"Mungkin ini berkah bulan ramadhan ya. Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam sepertinya lebih menyibukkan diri dengan puasa dan ibadah lainnya," demikian dikatakan Ketua Harian Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) Andi Hakim, Kamis (14/3/2024) dalam perbincangan dengan AliansiNews ID.
Bahwa masih ada demo maupun pernyataan-pernyataan dari elite politik, pengamat maupun pakar, menurut Andi Hakim intensitasnya relatif menurun.
"Cooling down politik sangat perlu, apalagi ini menjelang pengumuman resmi hasil pemilu oleh KPU yang tinggal beberapa hari lagi," imbuhnya.
Terkait isu kecurangan, hak angket hingga pemakzulan, Andi Hakim menegaskan dalam konteks kebebasan berpendapat di alam demokrasi, hal itu merupakan hak setiap warga negara.
Advertisement
"Namun para elite politik dan para pakar itu semestinya bisa menghormati pilihan rakyat melalui pemungutan suara tanggal 14 Februari kemarin," kata dia.
Dalam pandangannya ada kecenderungan memaksakan kehendak serta tidak menghormati rakyat maupun petugas pemilu yang telah bekerja sangat keras mengawal demokrasi.
"Bahwa ada ketidakpuasan, terutama pihak-pihak yang kalah pilpres, itu wajar-wajar saja. Yang tidak wajar adalah ketika terus-menerus menghasut rakyat dan mendeligitimasi pemilu. Itu sangat tidak menghormati rakyat yang telah menentukan pilihannya," lanjut Andi Hakim.
Setelah pengumuman resmi oleh KPU nanti pun, masih ada satu langkah lagi yang bisa ditempuh, yaitu menggugat melalui Mahkamah Konstitusi (MK).