Oknum Wartawan-LSM Karbitan Kian Menjamur Gentayangan Masuk Wilayah Sragen, Senior Media Bambang : Bikin Lurah-lurah Pada Pusing
SRAGEN — Kalangan beberapa institusi maupun instansi di Kabupaten Sragen khususnya pemerintahan desa juga pendidikan dipusingkan dengan munculnya sekelompok orang yang mengaku sebagai wartawan sekaligus aktivis dari lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Tamu tidak diundang itu bermaksud mencari-cari kesalahan dari manajemen saat program terselenggara yang ujung-ujungnya cuma ingin meminta uang untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja.
“Ada yang mempersoalkan masalah pembelian seragam sekolah. Ada yang mempersoalkan pembangunan fisik hingga bantuan pemerintahan lainnya. Mereka mendatangi kantor-kantor yang baru saja mendapat proyek pembangunan atau bantuan peralatan penunjang kegiatan. Mereka mencari kesalahan di sana-sini yang ujung-ujungnya ingin meminta uang,” kata HR salah satu perwira di Kodim Sragen saat berbincang-bincang dengan Aliansi Indonesia beberapa waktu lalu.
Meski mengaku sebagai LSM hingga wartawan, kata HR, mereka tidak bermaksud wawancara untuk membuat sebuah berita. Mereka justru terkesan mencari-cari kesalahan untuk memojokkan setiap instansi yang didatangi. Mereka juga mengancam akan membawa temuan mereka tersebut ke jalur hukum karena dituding menyalahgunakan jabatannya untuk meraih keuntungan pribadi.
"Biasanya mereka kerap kali mengunjungi instansi seperti Sekolah dan Kantor Desa untuk mengungkit-ungkit data keuangan Dana BOS ataupun Dana Desa. Dalam kondisi terpojok itu, biasanya mereka diberi uang supaya segera pergi. Namun, beberapa hari kemudian, teman-teman mereka menyusul datang ke sekolah untuk keperluan yang sama. Ibarat cucian pakaian ya dibilasi bahasanya,” terangnya.
Advertisement
Lanjut HR, mereka ini biasanya selalu menjadikan ancaman kesalahan untuk ditukar dengan uang sebagai pemulus. Kalau kesalahannya tidak ingin diberitakan, maka harus bayar pada mereka. Sedangkan jika tidak mau memberinya uang, maka ancamannya tentu akan diberitakan di media mereka.
Tidak menutup kemungkinan, dibelahan wilayah Sragen sekitarnya ini masih banyak ditemui oknum mengaku baik wartawan, LSM sampai Lembaga yang katanya berbasic hukum tapi pada dasarnya banyak fiktif dan intrik. Semua bisa ditelusuri dari jejak rekam sampai sejauh mana standarisasi, SDM serta sepak terjang kepiawaiannya.
Hal ini diduga juga kurangnya pengawasan ketat dari pihak APH disetiap daerah atau wilayah sehingga budidaya oknum berbasic wartawan, LSM, Lembaga bantuan hukum menjamur dimana-mana.
Salah seorang kepala desa di Kecamatan Tanon inisial BAS mengaku jenuh dengan ulah sekelompok orang yang mengaku wartawan sekaligus aktivis LSM itu. Mereka mengaku wartawan dari majalah atau surat kabar yang baru-baru didengarnya. Selain mengaku wartawan, mereka juga mengaku sebagai aktivis LSM. Nama media massa dan LSM itu mencatut beberapa lembaga negara seperti Polri, dan lain-lain.