Advertisement

Disdikbud Kabupaten Banyuasin Terkesan Acuhkan Nasib KR (13), Anak Putus Sekolah pada PPDB SMP 6

Disdikbud Kabupaten Banyuasin Terkesan Acuhkan Nasib KR (13), Anak Putus Sekolah pada PPDB SMP 6
Foto: Aminuddin Spd MM
SUMSEL
Senin, 30 Sep 2024  08:38

Banyuasin_AliansiNews.id.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi yang awalnya digagas untuk pemeraatan pendidikan malah kacau.

Di sejumlah daerah, pelaksanaan PPDB jadi masalah dan sorotan.

Bahkan, bukannya pemerataan pendidkan, PPDB dengan sistem zonasi malah membuat sejumlah siswa putus sekolah. Buruknya sistem penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 salah satunya terjadi di Kabupaten Banyuasin

Baca juga:
Abdiyanto Sambangi Wilayah Perairan OKI, Warga Sambut Antusias
DPD BPAN_LAI Sumsel soroti dugaan Mark Up pada pelaksanaan pekerjaan fisik dana desa (DD) 2023..

Salah satu bukti nyata adalah Kasus Viral yang dialami KR (13), siswi yang ditolak masuk ke SMP 6 Talang Kelapa karena zonasi. Mirisnya, meskipun Kepala Dinas Pendidikan Banyuasin, Aminudin, mengklaim telah menginstruksikan Koordinator Wilayah (Korwil) Disdikbud Kecamatan Talang Kelapa untuk menemui orangtua KR, hingga saat ini belum ada respons dari Korwil setempat. 

Hal ini menunjukkan bahwa masalah tersebut tidak ditanggapi dengan serius oleh pihak terkait, meski jelas berkaitan dengan hak dasar warga negara. Sikap tidak responsif Korwil Disdikbud Talang kelapa ini, justru memperlihatkan kelemahan dalam implementasi program wajib belajar 9 Tahun di Banyuasin. 

Baca juga:
Visi PERMATA Perubahan Nyata Untuk Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten
Diduga sarat Korupsi, Proyek P3A-TGAI Di Wilayah Kecamatan Air Salek terindikasi rugikan negara..

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim investigasi Sumsel. David Kaunang mengatakan berdasarkan penjelasan
"Pasal 31 UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk menjamin pendidikan dasar bagi seluruh warga negara. Jika terjadi kasus putus sekolah, harus ada peninjauan atas pelanggaran, termasuk terkait apakah anggaran pendidikan sudah dialokasikan dengan tepat", Ujarnya. Senin (30/09/2024)

Selain faktor internal seperti diatas, di sektor pendidikan, Halili Hasan dari SETARA Institute menyoroti bahwa faktor sosial juga berperan dalam tingginya angka putus sekolah. Banyak yang memandang pendidikan kurang penting karena perkembangan teknologi informasi yang dianggap dapat membawa kekayaan tanpa perlu pendidikan formal. Hal ini justru semakin memperparah angka putus sekolah.

1
2
Berikutnya
TAG:
#
Berita Terkait
Rekomendasi
Daerah Kamis, 01 Mei 2025  09:54
Bogor Raya Kamis, 01 Mei 2025  09:53
Bogor Raya Kamis, 01 Mei 2025  09:51
Bogor Raya Kamis, 01 Mei 2025  09:50
Sumsel Kamis, 01 Mei 2025  09:22
OKU Timur Kamis, 01 Mei 2025  09:13
BOGOR RAYA Rabu, 30 Apr 2025  19:25
BOGOR RAYA Rabu, 30 Apr 2025  19:21
HUKUM Rabu, 30 Apr 2025  18:30
OKU TIMUR Rabu, 30 Apr 2025  18:23
HUKUM Rabu, 30 Apr 2025  16:42
BOGOR RAYA Rabu, 30 Apr 2025  16:25
BOGOR RAYA Rabu, 30 Apr 2025  15:27
BOGOR RAYA Rabu, 30 Apr 2025  15:01
Selengkapnya
Formasi Indonesia Satu
Aliansi Indonesia