Peringati Masa Bulan Ruwahan Menyambut Ramadhan, Desa Brojol Miri Sragen Giat Kerja Bakti Bersih Makam. Ini Harapan Warga Masyarakat

SRAGEN - Aktifitas budaya atau tradisi yang dilakukan masyarakat di setiap daerah, dalam rangka menyambut bulan puasa sangatlah beragam dan berbeda-beda. Tradisi menyambut puasa di Jawa Tengah dikenal dengan nama tradisi Ruwahan.
Adat istiadat selalu berkembang seiring perkembangan zaman. Budaya dan seni selalu melengkapi didalamnya. Tradisi maupun budaya apabila tidak diwariskan dan dikenalkan kepada anak cucu lambat laun akan hilang dan tertutup adanya perkembangan zaman modern dimasa mendatang.
Tradisi turun temurun bersih makam memang sudah melekat didalam diri masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Desa Brojol Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Berdasarkan adat budaya mengiringi berjalannya waktu maka terlaksanalah kegiatan setahun sekali yaitu kerja bakti bersih makam yang biasa dilakukan di bulan Ruwah atau bulan sebelum Ramadhan di penanggalan Hijriyah.
Memperingati semua itu, warga masyarakat Desa Brojol, pada hari Kamis (09/03/2023), melaksanakan bersih makam tepatnya di area sisi utara Dukuh Lemahbang. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 06.30 WIB sampai dengan selesai.
"Kegiatan rutin setahun sekali ini bertujuan agar makam terawat dengan baik, secara umum juga makam akan kelihatan lebih bersih. Dan tradisi ini sejak mbah buyut dulu mas, ini juga nguri-uri serta mengenang bagaimana jasa leluhur dulu," terang salah satu warga Desa Brojol, Wagimin (68).
Lanjutnya, setelah selesai bersih-bersih makam, kegiatan ditutup dengan kenduren disertai sedekah dan doa (kaum) selaku sesepuh adat di wilayah Dusun masing-masing di Kelurahan Desa Brojol. Kemudian kegiatan ini pun berjalan dengan baik rata-rata pada setiap dusun per tahun.
Senada juga diungkapkan salah satu tokoh warga masyarakat Dukuh Lemahbang, Sriyono (67), bahwa tradisi ini telah dilakukan selama bertahun-tahun dimana menggabungkan antara kepercayaan adat jawa dan ajaran agama. Tradisi ini dijaga kelestariannya sampai sekarang dan masih dijalankan terutama di daerah pinggiran atau pedesaan.
"Tradisi ini memiliki tata cara yang unik di tiap daerah, namun sebagian besar memiliki konsep yang sama, yakni untuk mendoakan para leluhur mereka dan yang mau berbagi sedekah dengan orang-orang sekitar. Dalam budaya Jawa, mendoakan orang tua, kakek, nenek, dan para leluhur merupakan bentuk penghormatan," terangnya.




