Advertisement

Presiden Jokowi: Persatuan Aset Terbesar Bangsa Indonesia

Presiden Jokowi: Persatuan Aset Terbesar Bangsa Indonesia
 
NASIONAL
Minggu, 07 Okt 2018  20:36

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan 263 juta penduduk Indonesia untuk bersatu demi kemajuan bangsa dan Negara, meskipun berbeda-beda latar belakang agama, suku dan budaya, termasuk berbeda pilihan politik. Sebab persatuan merupakan aset terbesar bangsa Indonesia.

“Perbedaan itu adalah anugerah dari Allah, sudah menjadi sunatullah. Kita berbeda suku, adat, bahasa daerah, berbeda tradisi. Jangan sampai perbedaan-perbedaan itu memecah belah kita. Perbedaan itu akan menjadi kekuatan besar dan bisa menjadi potensi bila kita bersatu. Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persatuan, dan kerukunan,” kata Presiden Jokowi pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) di Medan, Minggu (7/10/2018).

Jokowi menyebutkan, Indonesia merupakan Negara besar dengan jumlah penduduk mencapai 263 juta, dan suku Melayu adalah salah satu suku terbesar di tanah air. Oleh karena itu, menjelang pesta demokrasi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019, Presiden mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama suku Melayu, tidak terpecah karena berbeda pilihan.

“Masih ada, sudah 4 tahun Pilpres, tidak saling sapa antar tetangga, antar teman, antar saudara. Hati-hati, ini jangan diteruskan. Bapak ibu silahkan mau pilih calon yang dianggap terbaik, ya pilih. Tapi setelah itu rukun kembali, kerja keras kembali untuk Indonesia maju ke depan. Jangan gara-gara Pilkada, Pileg, Pilpres, kita jadi terpecah, jangan. Terlalu besar korban kita untuk itu kalau kita teruskan,” tegas Jokowi.

Menurut Presiden, dalam kontestasi politik baik Pilkada, Pileg maupun Pilpres, yang terpenting seharusnya adalah adu program, adu gagasan dan adu ide untuk memperbaiki daerah dan Negara, bukan menyebar hoax untuk memperkeruh suasana.

“Itu mestinya yang dilihat. Karena gak ada dalam budaya Indonesia, dalam nilai-nilai budaya kita, dalam budaya Melayu juga tidak ada itu, saling fitnah, saling menghujat, tapi kenapa diteruskan,” ujar Presiden.

Jokowi juga mengatakan, saat bertemu tokoh masyarakat dan para alim ulama, Presiden menyampaikan agar ulama seharusnya mendinginkan suasana, memberikan kesejukan, dan meluruskan bila ada informasi yang tidak benar atau hoax yang beredar agar tidak memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Sementara Ketua Umum PB MABMI, Dato’ Seri Syamsul Arifin menekankan perlunya masyarakat Melayu menjaga dan memperkuat rasa kebangsaan, persatuan, kesatuan dan kebhinekaan demi keutuhan NKRI.

Rakernas MABMI mengangkat tema “Dengan Semangat Reformasi MABMI Menyatukan Visi, Misi dan Persepsi untuk Mendukung Suksesi Pileg dan Pilpres Tahun 2019”.

1
2
Berikutnya
TAG:
#jokowi
#adat
#melayu
Berita Terkait
Rekomendasi
1
2
3
4
5
6
7
Selengkapnya
Formasi Indonesia Satu
Aliansi Indonesia