Meneguhkan Kembali Komitmen dan Kesetiaan Terhadap Pancasila
Sejak tahun 2017 setiap tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila sekaligus hari libur nasional melalui Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 24 Tahun 2016.
Penetapan tersebut berdasarkan peristiwa sejarah pidato Ir. Soekarno dalam sidang Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945.
Dalam pidatono Soekarno yang kemudian menjadi Presiden RI Pertama setelah Proklamasi itu menyampaikan ide dasar negara yang terdiri dari 5 (lima) azas atau sila dan disebut dengan “Pancasila”.
Sebelum sidang berakhir dibentuklah panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang sehingga dikenal dengan sebutan “Panitia Sembilan”. Panitia Sembilan tersebut yang merumuskan kembali Pancasila berdasarkan isi Pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 itu.
Advertisement
Rumusan Panitia Sembilan yang disetujui tersebut kemudian dikenal dengan istilah “Piagam Jakarta”.
Namun rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta bukanlah rumusan yang final. Dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945, diputuskan untuk melakukan perubahan pada sila pertama dari yang ditulis dalam Piagam Jakarta, sehingga rumusan lengkap Pancasila menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Advertisement
Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila tersebut, Ketua Umum Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) H. Djoni Lubis mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen dan kesetiaan terhadap Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa.
“Pancasila bukanlah sesuatu yang lahir tiba-tiba. Akan tetapi melalui tahapan panjang yang digali dari berbagai ilmu, pengalaman maupun perjuangan bangsa Indonesia selama berabad-abad,” kata H. Djoni Lubis.
Ketua Umum LAI itu juga menyebutkan Bhinneka Tunggal Ika yang kemudian ditetapkan menjadi semboyang bangsa Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari ruh Pancasila.
Advertisement
Baca juga: Terkait PSBB, Aliansi Indonesia Minta Polisi Tidak Gampang Mempidanakan Orang
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular itu merupakan seruan agar tetap bersatu dalam perbedaan.