Mbah Tupon jadi Korban Mafia Tanah, Polda DIY Selidiki Kasusnya

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) tengah menyelidiki kasus dugaan mafia tanah yang menimpa Mbah Tupon, seorang warga Kabupaten Bantul. Kasus ini ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda DIY dan prosesnya dipastikan terus berjalan.

Laporan atas kasus tersebut diterima pada 14 April 2025 oleh Polda DIY, yang disampaikan langsung oleh Mbah Tupon bersama ahli warisnya. Mereka mengaku menjadi korban pengambilalihan hak atas tanah milik keluarga secara tidak sah.

Kepala Bidang Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan, menyatakan bahwa setelah menerima laporan, pihak penyidik langsung bertindak cepat dengan memanggil dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk pelapor.

"Setelah menerima laporan, penyidik segera melakukan penyelidikan. Saat ini, prosesnya masih berjalan. Kami berkomitmen untuk mengungkap dugaan tindak pidana yang dilaporkan oleh korban," ujar Ihsan.

Lebih lanjut, Ihsan menegaskan, pihaknya akan terus menggali keterangan dari saksi-saksi lain yang mengetahui atau berkaitan dengan perkara ini.

Polda DIY juga menegaskan komitmennya untuk memberantas kasus mafia tanah dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, khususnya para korban sengketa tanah, seperti Mbah Tupon.

Mbah Tupon Buta Huruf

Mbah Tupon (68), warga Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga menjadi korban mafia tanah. Tanah seluas 1.655 meter persegi miliknya, termasuk rumahnya dan rumah anaknya, terancam disita bank.

Kondisi Mbah Tupon yang tidak bisa membaca dan menulis diduga dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab. Tanah miliknya secara misterius telah beralih nama ke pihak lain tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.