Soal Kisruh PSN-PIK2, Said Didu Tolak Mediasi dengan APDESI Kabupaten Tangerang
AliansiNews.ID-Kabupaten Tangerang, Sejumlah kalangan tokoh nasional mulai Abraham Samad, Rocky Gerung, Refly Harun dan lainnya menilai pelaporan terhadap Said Didu terkait kisruh Proyek strategis Nasional Pantai Indah Kosambi 2(PSN PIK 2) ini sangat tidak relevan dengan apa yang terjadi di tengah masyarakat pantura, Sikap yang diambil pihak Apdesi Kabupaten Tangerang, merupakan tindakan yang mencirikan antikritik. Tak heran bila sosok Said Didu enggan menyelesaikan kasus yang menjeratnya melalui mekanisme Mediasi bersama pihak Asosiasi Pemerintah Desa seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Tangerang sebagai pelapor atas dirinya.
"Karena tidak merasa bermusuhan dengan Apdesi, saya hanya memperjuangkan rakyat, jadi apa yang harus mediasi," ujar Said Didu di Tangerang, Banten, Rabu (20/11/2024)
Menurutnya, Dalam kasus ini akan dijadikan sebagai ajang pembuktian atas kritikan dan realitas sosial masyarakat terhadap negara.
"Jadi, apa yang harus dimediasi? Saya tidak pernah memusuhi dia. Yang saya perjuangkan saat ini adalah rakyat, biar mengajak mereka semua ikut membantu rakyat," terangnya.
Lanjut Said, Substansi yang disampaikan terhadap publik bukan pada personal atau menyudutkan yang tidak berdasarkan fakta. Namun, kritik terhadap ketidakadilan pada kebijakan pembangunan di kawasan Pantai Indah Kosambi (PIK) 2, Kabupaten Tangerang.
Advertisement
"Kalau mediasi saya tidak tahu apa yang mau dibicarakan. Semua yang saya sampaikan di publik sudah ketahuan, ya kalau sebagai pejabat lakukan saja perbaikan," tutur Said Didu.
Sementara itu, kuasa hukum Said Didu, Gufroni, menyebut terkait perkara kliennya ini merupakan masalah bersama. Kebebasan berpendapat adalah hak semua warga negara seperti yang diatur dalam konstitusi.
"Siapa pun yang membuat laporan ini merupakan adanya persoalan. Yang melaporkan Said Didu ini sangat tidak relevan dengan apa yang terjadi di tengah masyarakat pantura," ujar dia.
Sikap yang diambil pihak Apdesi Kabupaten Tangerang, menurut dia, merupakan tindakan yang mencirikan antikritik.