Keseharian Dul Kosim, Korban Dugaan Salah Tangkap yang Disiksa Hingga Tewas di Polda Metro Jaya
Dul Kosim yang diketahui tewas akibat penganiayaan oleh oknum polisi di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya (PMJ), banyak diberitakan sebagai pelaku narkoba, baik untuk penyalahgunaan ataupun terlibat dalam jaringan narkoba.
Pemberitaan tersebut seperti menjadi narasi yang entah sengaja atau tidak seperti sebuah framing jahat bahwa Dul Kosim benar-benar tersangkut narkoba. Dengan framing demikian maka publik bisa beranggapan "wajar" atau "biarlah", namanya juga pelaku narkoba, entah sebagai pemakai, pengedar atau bandar.
Demikian pendapat anggota Tim Khusus Lembaga Aliansi Indonesia (Tinsus LAI), M Jodhi, meyikapi pemberitaan yang berkembang dan tidak transparannya pihak PMJ terkait tewasnya Dul Kosim.
"Kalau berdasarkan temuan-temuan kami, serta bagaimana kondisi ekonomi dan keseharian almarhum, kuat dugaan bahwa almarhum (Dul Kosim) adalah korban salah tangkap," ujarnya.
Selanjutnya Media Aliansi Indonesia berusaha menggali informasi tentang Dul Kosim melalui keluarganya, dan dibenarkan bahwa keseharian Dul Kosim jauh dari kemungkinan terlibat jaringan narkoba.
Advertisement
"Sehari-harinya Dul Kosim mencabuti paku-paku palet bekas untuk menyambung hidup. Kalau kami hubungi lagi senggang ya kami ajak kerja apapun, untuk angkut-angkut barang maupun kerjaan lainnya," ujar kerabat dekat Dul Kosim yang enggan disebut namanya itu.
Ekonomi Dul Kosim secara umum dia gambarkan pas-pasan bahkan kekurangan, dan kondisi tersebut belum berubah hingga hari terakhir almarhum masih hidup.
Lebih lanjut tentang dugaan salah tangkap, Jodhi meminta pihak PMJ mau jujur dan transparan.
"Itu lebih baik daripada membangun narasi untuk menutup-nutupi atau mengaburkan fakta yang sebenarnya," tutupnya.