Jembatan Darurat Diterjang Banjir, Akses Jalan Nasional Bagbagan–Kiaradua Ditutup Total

aliansinews.id - Sukabumi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui PJN 2.3 Provinsi Jawa Barat resmi menutup akses jalan nasional ruas Bagbagan–Kiaradua di Kabupaten Sukabumi, mulai Senin (14/4/2025). Penutupan ini dilakukan menyusul hancurnya jembatan darurat yang dibangun sebagai jalur sementara selama proses perbaikan Jembatan Cidadap yang sebelumnya amblas diterjang banjir.
Jembatan darurat tersebut dibangun sejak 18 Maret 2025 sebagai solusi cepat untuk menghubungkan arus lalu lintas di jalur vital yang menghubungkan Palabuhanratu ke wilayah Jampang. Namun, luapan Sungai Cidadap pada Senin dini hari (14/4) setelah hujan deras mengguyur wilayah Sukabumi sejak Minggu siang (13/4), menyebabkan jembatan itu rusak parah dan tak bisa lagi digunakan.
“Hancurnya jembatan darurat membuat kendaraan roda empat kecil dan roda dua sama sekali tidak dapat melintas. Untuk itu, kami menutup total akses demi keselamatan pengguna jalan,” kata Andri, pengawas lapangan PJN 2.3 Kementerian PUPR Provinsi Jawa Barat, saat dikonfirmasi di lokasi.
Penutupan ini berdampak langsung pada jalur nasional Bagbagan–Kiaradua yang melewati Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Arus lalu lintas dialihkan sementara melalui jalur alternatif via Jampang Tengah.
Sementara itu, pembangunan jembatan permanen pengganti Jembatan Cidadap yang amblas pada 6 Maret 2025 tengah berjalan. Jembatan lama yang dibangun pada tahun 1992 dengan bentang 50 meter akan diganti dengan struktur baru sepanjang 60 meter, yang dirancang lebih kokoh dan lebar. Proyek perbaikan ini sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian PUPR dan ditargetkan rampung dalam empat bulan ke depan.
Sebagai solusi jangka pendek, Kementerian PUPR juga berencana membangun jalur darurat untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua di sisi jembatan guna tetap menjaga akses warga selama proses konstruksi berlangsung.
Pemerintah mengimbau masyarakat yang hendak bepergian melalui jalur tersebut untuk mengikuti rute pengalihan yang telah ditetapkan dan tetap berhati-hati mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi.


