Advertisement

Banjir Demak-Kudus dan Isu Kemunculan Kembali Selat Muria

Banjir Demak-Kudus dan Isu Kemunculan Kembali Selat Muria
Ilustrasi Selat Muria.
JATENG
Rabu, 20 Mar 2024  21:07

Melansir dari laman Universitas Diponegoro, Selat Muria semakin dangkal setelah abad ke-17 dan kapal tidak bisa berlayar mengarunginya. Namun perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi Selat Muria dari Demak hingga Juwana ketika musim hujan.

Pada1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan bahwa ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang. Air tersebut terperangkap di dataran Jawa dan dikenal dengan Bledug Kuwu.

Menghilangnya Selat Muria konon menjadi kemunduran untuk Kerajaan Demak yang pernah berjaya pada masa silam. Pasalnya, pendangkalan di Selat tersebut menjadikan Demak yang berada di tepi Selat Muria berubah menjadi kota yang dikelilingi daratan.

Terlepas dari teori itu, yang pasti banjir di pantura Jawa Tengah terjadi karena adanya kerusakan ekologis. Walhi Jateng mencatat, persoalan tata ruang yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi masih menjadi problem utama di wilayah tersebut. 

Dikutip dari laman Walhi Jateng, pesisir utara Jawa Tengah dua tahun terakhir mengalami bencana ekologis yang terus menerus terjadi, seperti banjir rob, dan menurunnya muka tanah hingga abrasi.  

Persoalan pengaturan ruang yang tidak melihat daya tampung dan daya dukung wilayah dan ditambah lagi persoalan krisis iklim akan menambah kebencanaan di Jawa Tengah.

<<
1
2
Tampilkan Semua
TAG:
#banjir
#demak
#kudus
#muria
Berita Terkait
Rekomendasi
1
2
3
4
5
6
7
Peristiwa | Jumat, 09 Mei 2025  09:39
Pacitan Diguncang Gempa Bumi
Selengkapnya
Formasi Indonesia Satu
Aliansi Indonesia