Merasa Kena Modus Juga PHP Sindikat Mobil, Pria Asal Gabus Grobogan Lapor Polisi. Ngakunya Dapat Fee Malah Kini Buat Angsuran di Finance ?

Foto: Salah satu warga (S) bersama rekan-rekan menyerahkan bukti kronologi hingga surat kuasa kepada tim Lembaga dan Media Aliansi Indonesia. (Dok)
Senin, 13 Feb 2023  09:57

GROBOGAN - Sindikat para mafia penggelapan dan penipuan mobil sudah tidak hal asing dan makin menjadi sorotan ditengah masyarakat. Modus operandi yang dilakukan para pelaku dengan cara menggelapkannya dari sejumlah leasing dan rental mobil.

Komplotan para mafia jual beli mobil leasing ini seharusnya mendapatkan atensi khusus dari jajaran penegak hukum khususnya Polres Grobogan. Sepak terjang para mafia diwilayah sudah tidak diragukan lagi. Banyak hasil transaksi jual beli mobil yang mereka jalani mampu menghasilkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah. Modus operandi mereka bekerja dengan oknum memperlancar seputar permafianan, dengan keuntungan puluhan juta rupiah dalam sekali transaksi mobil STNK nan tanpa BPKB ( mobil bedet) atau biasa disebut mobil yang mengalami kredit macet.

Belum lama ini, salah seorang warga inisial (SW) asal Dusun Juworo Rt 2 Kelurahan Karangrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan juga mengaku menjadi korban bujuk rayu oknum sindikat mafia mobil, hingga pada akhirnya didampingi beberapa perwakilan tim dari Lembaga dan Media Aliansi Indonesia KPK melaporkan hal tersebut ke Polres Grobogan terkait kasus dugaan penggelapan mobil tersebut. 

Hal tersebut terungkap saat (S) sekira bulan september-oktober 2022 dengan modus dijanjikan dan diiming-imingi fee royalty oleh (EL) wanita asal Brati Grobogan apabila mau menolong mendapatkan mobil dan dipakai sebagai atas nama EL dengan cara kredit. Akan tetapi janji tinggallah janji, (S) terlanjur dijadikan atas nama hingga dikejar-kejar pihak salah satu Finance di Kudus. 

Tak cukup PHP saja, setelah unit mobil jenis avanza terbaru tahun 2022 didapat EL. Bukannya mengangsur, tetapi menghilang entah kemana. Dicari dan dihubungi tidak pernah merespon bahkan memblokir nomor SW. 

Advertisement

"Benar mas, waktu itu hanya dijanjikan bertanggung jawab dan mengangsur. Tapi sama sekali satupun nggak diangsur. Malahan janji manis saja, upah fee yang diberikan kemarin saya buat ngangsur karena EL tidak menepati omongannya, " ungkapnya. 

SW yang merasa kena hp mencurhatkan pada rekan-rekannya, dirinya juga merasa beban sosial dimana rumah tangganya menjadi kurang harmonis, belum lagi pihak finance yang mengejar-ngejar dia. 

"Saya bingung panik, bukannya senang dapat fee ini malah beban. Selain buat ngangsur juga tertekan. Ide bersama teman dan didampingi Lembaga-Media terpaksa ini saya laporkan dipolres, " bebernya beberapa waktu lalu. 

Meski sudah melaporkan kasusnya ke pihak Polres Grobogan, sudah kurang lebih 2 minggu ini belum ada perkembangan yang diterima awak media. Informasi terakhir pihak polres membuatkan surat pangilan kepada SW selaku pelapor. 

Berita Terkait