Tuai Sorotan Khusus BNN, Sindikat Pengedar Narkoba Incar Soloraya
SRAGEN — Para sindikat peredaran gelap narkotika khususnya Soloraya dan sekitarnya saat ini menjadi perhatian serius dari BNN. Sorotan yang terjadi juga lantaran usai terkuaknya transaksi narkoba jenis sabu-sabu seberat 1 kg disekitar Bandara Adi Soemarmo Solo bulan kemarin.
Himbauan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sendiri terhadap seluruh masyarakat agar mewaspadai peredaran narkotika di wilayah Soloraya selepas terungkapnya kasus itu. Gawatnya justru di Sragen disebut sebagai akses yang paling rawan, apalagi lokasi Sragen yang strategis sekaligus akses utama jalan penghubung antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur.
Bahkan beberapa waktu lalu BNN Kota Solo juga usai menggelar sidak dan penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Sragen namun tak ada temuan barang bukti soal narkoba.
Penjelasan itu disampaikan Ketua BNN Kota Solo, David A. Hutapea, saat ditemui awak media, dia menjelaskan terungkapnya transaksi sabu-sabu seberat 1 kg di Bandara Adi Sumarmo Solo sebagai salah satu bukti, bahwa soloraya ditarget sebagai lokasi yang strategis incaran para pengedar dan sindikat narkoba.
“Kenapa Soloraya menjadi sasaran transaksi narkoba? Karena ekonomi di Soloraya ini meningkat. Mobilitas ekonomi di Soloraya yang melejit berpotensi meningkatkan distribusi narkoba,” jelasnya pekan lalu.
Baca juga: Edarkan Psikotropika dan Obat Terlarang, Pria Asal Masaran di Bekuk Satresnarkoba Polres Sragen
David menambahkan, sindikat peredaran gelap narkotika ini menjadi perhatian serius BNN. Setelah adanya temuan itu tentu BNN Kota Solo melakukan penyisiran narkoba di wilayah Soloraya.
Soal temuan barang bukti 1 kg sabu-sabu itu didapat pelaku dari Jakarta. Para Bandar sabu-sabu ini sudah mempelajari mekanisme penerbangan di Bandara Adi Sumarmo.
Pemeriksaan barang pada penerbangan domestik kemungkinan tidak seketat penerbangan internasional. Ada kemungkinan pengiriman sabu-sabu sebelumnya melalui bandara ini lolos.
“Kalau di Sragen, pemetaan wilayah merah atau rawan itu ada di perbatasan Jatim dan Jateng,” jelasnya.
