Demo di KPU Raja Ampat, Papua Barat, Tolak Calon Tunggal dalam Pilbup Tahun 2020
Masyarakat Raja Ampat yang terdiri dari mahasiswa, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh agama menggelar aksi unjuk rasa di KPU Kabupaten Raja Ampat untuk menolak calon tunggal dalam Pilbup Raja Ampat tahun 2020, Selasa (08/9/2020).
Salah satu tokoh adat yang ikut serta dalam unjuk rasa tersebut, Mahmud Daam, mengatakan adanya calon tunggal di mana calon petahana memborong dukungan dari semua partai sangat tidak sehat untuk kehidupan demokrasi dan sangat tidak mencerminkan aspirasi masyarakat Raja Ampat.
“Masyarakat Raja Ampat membutuhkan pemimpin yang lahir dari kompetisi yang adil dan sehat. Bagaimana bisa Raja Ampat mendapatkan pemimpin yang baik dan amanah apabila jalannya sudah tidak sehat,” ujar Mahmud Daam.
Steven Numberry, tokoh masyarakat yang juga hadir dalam aksi unjuk rasa itu menambahkan, dengan memborong semua partai itu merupakan cerminan ketakutan dari calon petahana.
“Jika ada satu saja calon lainnya, petahana akan kalah. Makanya diduga dia berusaha agar tidak ada calon lain,” imbuhnya.
Steven juga menyesalkan partai-partai yang tidak benar-benar mau mendengarkan aspirasi masyarakat Raja Ampat.
“Jadi sebuah pertanyaan besar, dari mana dana untuk memborong dukungan dari semua partai itu? Apabila nanti terpilih kira-kira apa yang akan dilakukan, tentu ya berusaha bagaimana dana itu kembali dan masyarakat Raja Ampat yang akhirnya menjadi korban,” tegasnya.
Sementara itu tokok adat dari Suku Maya, Adam Gaman, meminta agar Bupati menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Raja Ampat, salah satunya masalah pembangangan jalan lingkar di Wagieo Timur yang sangat menzhalimi masyarakat adat, terutama Sub Suku Ambel dari Suku Maya.
