Bangunan JiTUT Didesa Tana Periuk Tak Pentingkan Kualitas Menjadi Keluhan Warga.
Musi Rawas, Aliansinews.
Pembangunan proyek Jitut di Desa Tana Priuk, Musi Rawas, sedang menjadi pusat perhatian masyarakat setempat.
Meskipun berjalan dengan cepat, proyek ini menimbulkan kontroversi akibat kurangnya perhatian terhadap kualitas pelaksanaan. Proyek yang dibiayai melalui APBD Musi Rawas dengan anggaran sebesar Rp 191.750.000, dilaksanakan oleh CV Cipta Mulia Adiprima. Sayangnya, upaya ini mendapatkan kritik pedas dari beberapa warga yang merasa bahwa pengerjaannya terkesan asal-asalan.
Masyarakat sekitar proyek turut mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap hasil pembangunan Jitut tersebut. Beberapa penduduk yang enggan disebutkan namanya mengeluhkan bahwa kualitas pembangunan sangatlah rendah. Mereka menyoroti bahwa hasil akhirnya telah mulai rusak sebelum proyek selesai. Beberapa warga juga merasa bahwa pengerjaan terkesan sembrono, dengan bahan dan metode yang diragukan.
Advertisement
Sejumlah warga, baik perempuan maupun laki-laki, mengekspresikan pandangan mereka. Salah seorang warga menjelaskan, "Kami benar-benar merasa kecewa dengan pembangunan Jitut ini. Pengerjaannya terlihat sembrono, hasilnya pun bisa dilihat dari bagian yang sudah selesai—itu baru selesai tapi sangat mudah pecah, bahkan sudah mulai rusak. Seharusnya, jika bangunannya dibuat dengan lebih lama, maka harus lebih kuat, bukan justru semakin rusak." Mereka juga menyoroti bagian-bagian tertentu yang terlihat sangat mudah rusak meskipun menggunakan anggaran yang besar.
Warga-warga lainnya menyuarakan harapan mereka agar pemerintah kabupaten dapat lebih memperhatikan kualitas proyek pembangunan. Mereka berpendapat bahwa pembangunan yang berkualitas akan memberikan manfaat yang lebih tahan lama bagi masyarakat. Saat ini, pembangunan Jitut masih dalam tahap penyelesaian, namun beberapa bagian sudah terlihat rusak dan tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) untuk pembangunan.
Dalam tinjauan terakhir pada tanggal 15 Agustus 2023, terlihat bahwa proyek pembangunan masih dalam tahap akhir, tetapi sejumlah bagian sudah terlihat rusak di pinggir bangunan. Selain itu, penggunaan material batu gunung yang kurang tepat dan adukan yang tidak memenuhi standar SNI mengundang kekhawatiran akan ketahanan bangunan. Bahkan, pada tahap pengerjaan yang masih berlangsung, terlihat penggunaan material batu yang tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.